Our social:

Latest Post

Tuesday 3 January 2017

Budidaya Domba di Indonesia

Budidaya Domba di Indonesia

https://adudombagarut.blogspot.co.id/ – Bisnis peternakan di Indonesia terus menggeliat tak henti, berkejaran dengan kebutuhan penduduk akan bahan pangan penghasil protein hewani. Disamping daging ayam dan sapi, daging kambing dan domba juga menjadi sasaran utama komditas peternakan yang terus meningkat permintaannya di pasaran, terutama di masa-masa hari Raya Idul Adha, atau hari Raya Kurban, kebutuhan kambing dan domba menanjak drastis, sebagai bagian dari ceremony keagamaan yang telah membudaya dalam masyrakat.
Oleh karena itu berbagai cara dilakukan oleh para peternak untuk meningkatkan produksi ternaknya, termasuk diantaranya adalah memilih jenis / breed domba berkualitas untuk dibudidayakan, sehingga menghasilkan panenan maksimal.

Beberapa jenis domba unggul yang banyak dipilih oleh para peternak karena kelebihannya:


Domba Gembel

domba ekor tipis
domba ekor tipis
Disebut juga sebagai domba ekor tipis. Domba gembel, termasuk golongan domba kecil untuk peruntukan daging, domba ini biasa dipotong setelah bobotnya mencapai 20-30kg. meski domba gembel jantan dapat mencapai bobot 30-35 dan domba betina 15-20kg. Pejantan domba gembel memiliki tanduk melingkar, sedangkan betinanya tidak bertanduk. Domba ekor tipis memiliki warna rambut dominan putih dengan sedikit warna hitam disekitar mata.
Domba gembel merupakan jenis domba asli Indonesia yang bersifat multipara atau dapat melahirkan lebih dari 1 anak dalam sekali kebuntingan, biasanya dapat menghasilkan 2-5 anakan kembar sekali lahir. Domba gembel banyak terdapat di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

Domba Ekor Gemuk

domba ekor gemuk
domba ekor gemuk
Seperti halnya domba ekor tipis, domba ekor gemuk dibudidayakan sebagai domba pedaging. Karakter yang khas dari domba ini adalah bagian ekornya yang menggemuk, memiliki deposit lemak yang tebal. Pejantan domba ekor gemuk dapat tumbuh hingga 40-60kg dengan tinggi badan 40-65cm, sedangkan betinanya hingga 25-35kg dengan tinggi badan 52-60cm. domba yang disebut kibas di Jawa ini memiliki warna rambut dominan putih, tanpa tanduk dan karakter wol kasar. (Simak pula: Jenis-jenis Kambing Asli Indonesia)
Domba ekor gemuk banyak dijumpai di Jawa Timur (termasuk Madura), pulau-pulau di Nusa Tenggara dan di Sulawesi Selatan dengan sebutan Domba Donggala.

Domba Garut

Hasil gambar untuk Domba Garut


domba garut
Domba garut terkenal sebagai domba aduan, dengan tanduk besarnya yang kuat dan melengkung ke bawah dan lehernya yang kuat. Diduga domba garut berasal dari persilangan 3 jenis domba, yakni Domba Ekor Tebal, Domba Merino dan Domba Parahyangan, kemudian secara turun menurun dikembang biakkan di Priangan dan sekitarnya, karena itu domba garut juga disebut domba Priangan
Domba garut memiliki variasi warna yang beragam, yakni putih, coklat, hitam atau kombinasi ketiganya. Pejantan dewasa domba garut dapat mencapai bobot lebih dari 60kg dengan tanduk besar yang khas, sedangkan betina dewasa lebih dari 30kg, tanpa tanduk.

Domba Batur

domba batur
domba batur
Sebagaimana namanya, domba ini banyak dibudidayakan di daerah Batur, Banjarnegara Jawa Tengah. Domba batur dihasilkan dari persilangan domba ekor tipis, domba Suffolk dan domba texel. Domba ini tergolong domba besar dengan bobot pejantan dewasanya lebih dari 90kg, dan betinanya lebih dari 80kg. domba batur berwarna putih diseluruh tubuhnya dan muka, tanpa memiliki tanduk, baik jantan maupun betinanya.

Dombos

dombos
dombos
Dombos atau Domba Texel Wonosobo berasal dari Belanda, sengaja didatangkan oleh Pemerintah pada tahun 1954-1955 untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun sayangnya domba Texel dari negeri Kincir Angin ini tidak dapat berkembang dengan baik, sehingga domba Texel yang masih tersisa dipindahkan ke Wonosobo oleh Pemerintah, dan di daerah tersebutlah Domos dapat berkembang dengan baik.
Domba Texel merupakan jenis domba pedaging dengan bobot pejantan dewasa dapat mencapai 100kg. setiap harinya pertambahan bobot badan yang dapat dicapai domos berkisar 265-285 gram/ekor/hari apabila dipelihara secara intensif. Di samping itu, Domos juga penghasil wol yang baik, dengan karakter wol keriting spiral halus berwarna putih yang terdapat hampir di seluruh tubuhnya kecuali kepala, perut bagian dalam dan perut bagian dalam. (Baca: Kambing PE – Kambing Blasteran Hindi Lokal Multifungsi)

Domba Merino

domba merino
domba merino
Domba Merino termasuk domba berukuran sedang, pejantan dewasanya dapat mencapai bobot 70-80 kg, sedangkan betinanya 50-60 kg. domba yang terkenal dengan kualitas wolnya ini berasal dari kawasan Asia Kecil, namun saat ini telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, khususnya negara-negara subtropis, karena memang domba merino lebih cocok dipelihara di daerah 4 musim.

Monday 19 December 2016

Domba Garut, Dari Peliharaan, Kesenian, Hinggal Dagingnya Yang Nikmat!

Domba Garut, Dari Peliharaan, Kesenian, Hinggal Dagingnya Yang Nikmat!

Hasil gambar untuk domba garut



Tubuh besar dan berotot, kuda-kuda yang kokoh, serta tanduk besar dan melengkung. Mereka siap beradu untuk menentukan siapa yang terbaik. Musik khas sunda ditabuh. Para juri siap untuk menilai dan wasit siap untuk memisahkan mereka jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Riuh sorak penonton ikut meramaikan pagelaran ini.

Ya, itulah gambaran kesenian tradisional asal Garut.  Adu Ketangkasan Domba (ngadu domba dalam bahasa sunda). Domba Garut dipercaya berasal dari domba lokal, khususnya domba lokal dari daerah Cibuluh dan Wanaraja yang memiliki ciri sangat spesifik, yaitu memiliki kombinasi telinga rumpung (rudimenter) dengan ukuran di bawah 4 cm atau ngadaun hiris dengan ukuran 4 – 8 cm dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong, warna dominan hitam terutama pada bagian muka dengan bentuk tubuh ngabaji. Domba Garut, yang berbahasa latin Ovies Aries ini hasil persilangan antara domba lokal, domba Kaapstad (ekor gemuk) dan domba Merino yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut, sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 domba Garut telah menunjukan suatu keseragaman. Bentuk tubuh domba Garut hampir sama dengan domba lokal dan bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan dari domba 5 Merino, tetapi domba Merino tidak memiliki “insting” beradu.

Ciri khas domba garut jantan terletak pada ukuran tanduknya yang besar dan melengkung ke belakang. Tanduk domba jantan dapat berwarna hitam atau putih. Tanduk yang berwarna dominan hitam dengan belang putih umumnya lebih keras dan padat. Bagian dalam tanduk tidak kopong.7 Sebaliknya, tanduk yang berwarna putih atau hitam tanpa corak umumnya memiliki bagian dalam tanduk yang kopong. Karena itu, tanduk yang belang umumnya lebih bagus dibandingkan dengan tanduk yang memiliki satu warna saja. Berbeda dengan jantan, domba betina tidak memiliki tanduk. Karena ukuran tubuh dan tanduknya yang besar dan kuat, domba garut juga sering dijadikan sebagai domba aduan terutama di daerah asalnya Garut. Aduan domba garut ini menjadi andalan masyarakat Garut sebagai Kesenian khas daerah. Semakin kuat, harganya semakin mahal dan dapat dijadikan sebagai standar status sosial seseorang. Selain itu, domba Garut juga memiliki kulit dan kualitas yang bagus. Bahkan dapat menjadi salah satu yang terbaik didunia.


Pada tahun 1900, bermula dari anak gembala yang iseng ketika melihat domba yang digembalakannya memiliki sifat agresif, maka para gembala domba tersebut disela -sela waktu menyabit mengadu domba – domba jantan yang ada disekitar mereka. Tahun 1905 orang tua para gembala atau para juragan pemilik domba, mulai tertarik dan membuat agenda khusus untuk menyelenggarakan kegiatan adu domba antar kampung, sehingga lama kelamaan kegiatan tersebut mulai menyebar luas ke daerah lain, seperti ke Wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang. Tahun 1920-1930 kegemaran adu domba ini mulai ditampilkan di daerah perkotaan, termasuk pemah diselenggarakan di Alun-alun Bandung. Tahun 1942 -1949 kegiatan adu domba fakum, karena masa perang kemerdekaan. Tahun 1953 kegiatan adu domba mulai marak kembali, bahkan pada tahun 1960 bermunculan arena-arena adu domba. Tahun 1970-an didirikan organisasi HPDI (Himpunan Peternak Domba Indonesia), kemudian tahun 1980 berubah menjadi HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia) dan disepakati untuk mengubah istilah adu domba menjadi ketangkasan domba, hal ini untuk mengubah citra adu domba yang negatif dan terkesan senantiasa terkait dengan perjudian, menjadi istilah yang memiliki konotasi positif.


Masih banyak orang yang mengira bahwa Adu Ketangkasan Domba menyiksa  domba tersebut. Namun jangan salah paham, domba yang diadu tidaklah sampai mati.  Ada ketentuan dan syarat dalam laga adu domba ini.

Dalam seni ketangkasan domba jarang terjadi kecelakaan pada ternak domba apalagi sampai terjadi cacat atau mati, sebab setiap pertandingan selalu diawasi oleh : dewan hakim, dewan juri, dan wasit Adapun  laga terbagi atas kelas-kelas, yaitu :

Kelompok kelas A dengan berat badan 60 – 80 kg ;

Kelompok kelas B dengan berat badan 40 – 59 kg ;

Kelompok kelas C dengan berat badan 25 – 39 kg.

Kelompok dengan kriteria khusus yang mempunyai kesamaan warna bulu, tinggi, berat badan, keserasian tanduk, keserasian gaya pukulan dan keserasian lainnya.

Agar tidak terjadi kecelakan dan kematian pada domba Garut, maka pukulan-pukulan ketika domba Garut beradu dibatasi. Untuk kelas A terdiri atas 25 pukulan, kelas B terdiri atas 20 pukulan, dan kelas C terdiri atas 15 pukulan. Dalam penilaian adu ketangkasan ini, ada kriteria khusus diantaranya dilihat dari dari pukulan, gaya bertanding, ketangkasan dalam bertanding, keindahan fisik, kelincahan dan stamina.

Adu Ketangkasan Domba ini biasanya digelar di Cikandang, Kecamatan Cikajang, serta di Rancabango, Kecamatan Tarogong. Namun adu ketangkasan ini bisa dilihat diberbagai daerah di Jawa Barat, khususnya Bandung, Sumedang, Cianjur, Subang, dan Tasikmalaya.

Selain menjadi salah satu atraksi kesenian dan kebudayaan, Domba Garut pun sering dijadikan santapan bagi para pecinta daging domba. Dagingnya yang lezat serta khasiatnya menjadikan Domba Garut pun popular bagi para pecinta kuliner yang berbahan dasar Domba Garut.


Friday 23 September 2016

Wednesday 21 September 2016

TANTANGAN TRANS TV : DOMBA GARUT